NO FOREST NO FUTURE

Hutan adalah rumah dari mayoritas species kehidupan, bukan samudera, bukan padang rumput, melainkan ekosistem yang didominasi oleh pohon-pohonan.Tajuk pohon diatas adalah rumah dari jutaan burung-burung dan serangga dimana sebelumnya hanya ada udara yang tipis. Manfaat tajuk pohon dalam interior hutan, menjadikan lingkungan terjaga atau terlindungi dari terik matahari dan angin kencang. Dalam hutan lestari terkait adanya siklus hidrologi, siklus oksigen dan siklus karbon, ketiga siklus tersebut tidak ada pada yang lain selain hutan lestari. Dari hutan lestari akan mendukung semakin banyak species keragaman hayati (baik flora maupun fauna).

Hutan lestari berperan penting dalam mendukung ekonomi berkelanjutan melalui penyediaan bahan baku industri primer yang dapat diperbaharui (Renewable) yang menyediakan energi dan bahan bagi kita seperti kertas untuk memperbaiki kemampuan baca tulis generasi kedepan, papan untuk pembangunan perumahan, aneka perabot rumah tangga, pemanas ruangan di daerah dingin dll. Hutan kota membuat kota lebih indah dan lebih hijau serta lebih nyaman.
Siklus hidrologi (Water cycle): Jumlah kawasan hutan di Kalimantan Selatan pada tahun 2008 yang diusulkan dalam pada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi KalSel seluas lebih kurang 30,08 % dari total luas wilayah dan kondisinya cukup memprihatinkan. Di Pulau Jawa luas hutan kurang dari 30 % dari luas total wilayah, dan kondisi hutannya sangat kritis, dampak yang terjadi pada musim hujan tahun 2008 banjir melanda sebagian dari pulau Jawa. Sebagai perbandingan di Negara Korea Selatan dan Kanada, luas wilayah berhutan sebesar 60 % dari total luas wilayahnya. Dengan jumlah luas hutan sebesar 60 % tersebut serta kualitas hutannya dalam kondisi baik dan terjaga, ini memungkinkan siklus hidrologi akan berfungsi dengan baik.Mahluk hidup termasuk manusia sangat membutuhkan air yang cukup dan berkualitas baik, bila hutannya lestari siklus hidrologi akan berjalan normal, tapi bila hutannya rusak berubah menjadi lahan kritis maka siklus hidrologinya terganggu. Pada musim hujan akan kebanjiran dan pada musim kemarau akan kekeringan, kedua kejadian alam diatas akan menyengsarakan kehidupan manusia.

Siklus Oksigen (Oxygen Cycle):

Siklus oksigen secara alami terjadi pada proses fotosintesis pada daun-daun pohon-pohon/tanaman, oleh karena itu hamparan hutan yang melingkar di bagian hatulistiwa bumi kita dalam keadaan normal maksudnya jumlah luas hutan cukup dan dalam kondisi baik berfungsi sebagai paru-paru dunia, jadi hutan bagian dari kehidupan mahluk di dunia. Oksigen yang memberikan napas kehidupan bagi ribuan organism dan menjadi tunggak penting mata rantai ekosistem. Keberadaan ekosistem ini dibutuhkan oleh kehidupan manusia di bumi. Betapa mahalnya oksigen ketika kita harus bayar sewaktu kita sakit pernafasan di rumah sakit, tapi orang tidak peduli terhadap siklus oksigen di alam ini.
Para pencuri kayu menebang pohon semau gue di hutan (illegal logging), akhirnya hutan menjadi turun kualitasnya, akibatnya siklus oksigen jadi terganggu dan dampak lanjutannya banyak manusia kena penyakit ispa.
Siklus Karbon (Carbon Cycle): Peran dari hutan di dalam siklus karbon sangat besar, dalam proses fotosintesis gas CO2 di atmosfir diserap oleh pohon-pohon yang tumbuh dalam hutan, melalui proses fotosintesis, diubah ke dalam bentuk material gula. Material gula ini kemudian digunakan sebagai energi dan beberapa material untuk membuat selulosa dan lignin yang merupakan komponen utama dari kayu. Pada hutan lestari siklus karbon berjalan normal, tapi kondisi hutan sekarang sangat memprihatinkan karena telah terjadi deforestasi dan degradasi hutan, ini menyebabkan siklus karbon jadi timpang. Gas CO2 di atmosfer jadi meningkat sehingga terjadi efek rumah kaca (Green House Efect), akibat lanjutnya adalah terjadi peningkatan suhu pada permukaan bumi, akibat lanjutan lagi es di kutub secara perlahan mencair, dampak berikutnya permukaan laut akan naik sehingga kota-kota di pinggir pantai akan tenggelam dan akan berdampak terhadap kehidupan manusia.

Keanekaragaman hayati (Biodiversity):

Peran dari hutan hujan tropis yang ada di Indonesia dalam mendukung keberadaan keanekaragaman hayati sangatlah besar. Keanekaragaman jenis flora dalam hutan ini melebihi 100 jenis pohon per hektar bahkan lebih bila lesser known species dimasukan. Keragaman jenis ini diikuti pula oleh keragaman umur, keragaman ukuran baik diameter maupun tinggi, juga diikuti oleh keragaman jenis fauna serta keragaman mikrobiologi hutan dan mikrobiologi tanah. Menurut Ari Soedarsono, (1993), Hutan Indonesia mengandung 10 % jenis tumbuhan berbunga dari seluruh dunia, 12 % jenis mamalia, 16 % jenis reptile dan 17 % unggas dari seluruh dunia. Keadaan ini menjadikan Indonesia dalam posisi urutan kedua dari tujuh negara mega biodiversity di dunia. Peran keanekaragaman hayati yang tinggi berart punya sumber genetis yang tinggi. Salah satu kepentingan Sumber genetis tersebut untuk farmakologi artinya sebagai sumber bahan baku obat-obatan dalam mendukung kehidupan manusia yang sehat dan bugar.
Hutan sebagai Sumberdaya Alam yang dapat diperbaharui (Renewable): Hasil hutan berupa kayu, dapat dipergunakan berbagai keperluan antara lain sebagai bahan bangunan perumahan, berbagai perabot rumah tangga, berbagai perlengkapan pada peralatan kapal laut dan kendaraan roda empat dan lain-lain. Dari hasil hutan kayu dapat dibuat kertas berbagai kualitas, kertas tersebut ditujukan untuk meningkatkan kualitas intelektual berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pemula yang melek hurup sampai tingkatan yang tertinggi seperti Presiden/Raja butuh kertas (bahan bacaan baik berita/informasi maupun ilmu pengetahuan). Kehutanan berperan penting dalam mendukung keberlanjutan berbagai industri primer yang menyediakan energy dan berbagai bahan bagi kita.

Hasil hutan non kayu seperti daun dan buah sebagai bahan makanan dari berbagai satwa liar yang ada di hutan, dan sebagian satwa liar tersebut dipergunakan oleh manusia sebagai bahan makanan dan bahan lainnya. Hasil hutan non kayu lainnya getah dan buah dapat dipergunakan sebagai bahan dasar kosmetik dan wangi-wangian untuk memerbaiki kualitas kehidupan manusia zaman sekarang, banyak lagi hasil hutan non kayu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti berbagai jamur, mikrobiologi hutan/ tanah. semua kebutuhan tersebut diproduksi oleh hutan dan hutan tersebut dapat diperbaharui, tidak seperti bahan galian tambang batubara, emas biji besi, sekali ditambang dan persediaannya habis ya tidak dapat diperbaharui.
Oleh karena itu disarankan lebih banyak menanam dan menumbuhkan pohon-pohonan agar dapat menggunakan lebih banyak hasil hutan kayu dan non kayu serta untuk keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi, karena pohon adalah jawaban terhadap banyak pertanyaan mengenai masa depan kita. Wallahualam.




Sumber: http://achmadrivainoor.wordpress.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEMBAGA KONSERVASI

Upacara Pembukaan Diklatsar XXI Mapar

Logo Ekolabel Swadeklarasi Indonesia